Minggu, 31 Agustus 2014

Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Cabai

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN CABAI
Oleh : Andriyani Prasetiyowati (9968497727/1208090) XII IPA 4 / 5 SMA NEGERI 2 PATI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Jln. Achmad Yani No.4 Pati Kode Pos 59112 Telepon: (0295) 381211-381 http: www.sma2pati.sch.id Faximile: (0295) 381211 E-mail: sman2pati@yahoo.com   KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan baik dan lancar. Karya Ilmiah yang berjudul Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Cabai disusun dalam rangkamemenuhu tugas individu . Selain itu, penelitian ini juga didasarkan pada upaya penulis dalam mengetahui cara terbaik untuk menanam tanaman cabai. Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan Karya Ilmiah ini, yaitu: 1. Drs. Sutowo, M. Pd., selaku Kepala SMA Negeri 2 Pati yang telah memberikan izin penelitian. 2. Dra.Prapti Dyahwati, M. Pd., selaku pembimbing materi yang telah memberikan motivasi dan arahan. 3. Berbagai pihak yang yang telah membantu penulisan karya ilmiah ini. Diharapkan laporan Karya Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, pemerhati, dan pengembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Tiada gading yang tak retak. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan tulisan di masa yang akan datang. Pati, 30 Agustus 2014 Penulis DAFTAR ISI Halaman Judul i Motto dan Persembahan ii Kata Pengantar vii Daftar Isi viii Abstraksi ix BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan Penelitian 3 D. Manfaat Penelitian 3 E. Hipotesis 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 A. Tanaman Jati................................................................. 4 1. Sistematika............................................................... 4 2. Morfologi.................................................................. 4 3. Manfaat Daun Jati..................................................... 5 B Bahan Tambahan Pangan……..……............................. 6 C. Pewarna Makanan Batan……………………...……….. . 11 D. Pewarna Makanan Alami……………………………...... 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............ 17 A. Variabel dengan DOV 17 B. Rancangan Penelitian 17 C. Sasaran Penelitian 17 D. Alat dan Bahan 18 E. Subyek Penelitian 19 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ................. 20 A. Data ................................. 20 B. Pembahasan 22 BAB V PENUTUP 26 A. Simpulan ...................................................................... 26 B. Saran .......................................................................... 26 Daftar Pustaka 27 Lampiran 28 Abstraksi Andriyani Prasetiyowati(9968497727/1208090), Pembimbing I Dra. Prapti Dyahwati ,M.Pd(196402031988032009) Penelitian yang berjudul Pengararuh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Cabai memberikan hasil bahwa antara tanaman cabai yang ditanam di luar ruangan terkena cahaya matahari langsung lebih baik dan memiliki banyak kelebihan dari pada tanaman cabai yang di letakkan di dalam ruangan. Tanaman cabai yang banyak tumbuh di tanah air, menyebabkan banyak warga yang lain gemar untuk memproduksi dan mengkonsumsi cabai. Meskipun pedas, cabai tetap banyak digandrungi dan memiliki banyak manfaat seperti cabai mampu mengendalikan mikroba dalam makanan. Adapun untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan cabai , dapat dilakuan dengan hal sederhana. Dengan menggunakan bantuan sinar matahari. Sianar matahari yang merupakan unsure poko dalm pemasakan makanan dalam daun yang berklorofil. Karena cahaya merupakan factor terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu tumbuhan, maka di dalam penelitian ini ditampikan dua bentuk perlakuan yang berbeda. Dengan dua buah gelas di dalam ruangan tanpa ada cahaya. Dan dua gelas di luar ruangan dengan cahaya matahari langsung. Kata Kunci : Biji cabai, Cahaya , tinggi batangtampilan warna daun   PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dari masa ke masa akan semakin meningkat. Karena banyaknya manusia yang semakin berkembang baik.Banyaknya kebutuh dimasyarakat memaksa produsen untuk lebih giat memproduksi kebutuhan pangan. Tidak lain dan bukan ialah kehadiran si merah pemberi rasa pedas. Cabai merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia.Cabai sendiri digunakan masyarakat untuk memberikan rasa pedas di dalam masakannya. Karena banyaknya permintaan akan kebutuhan cabai dimasyarakat, kita harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai. Dengan kita bisa mengetahui pertumbuhan dan perkembangan cabai, kita bisa menemukancara menanam cabai dengan baik dan cepat.Dan tak lupa kualitas terbaik. Kali ini saya akan melakukan penelitian guna mengetahui pertumbuhan dan perkembangan cabai dengan menggunakan variable bebas cahaya matahari. Karena kita tahu jika cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup. Bagi manusia, tumbuhan dan hewan, cahaya matahari sangat penting begitu pula dengan cabai, karena sebagai tumbuhan berklorofil cahaya penting dalam proses fotosintesis. Fotosintesis ialah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Namun dibalik banyaknya factor pertumbuhan dan perkembangan cabai, cahaya lah factor penting dalam pertumbuhan dan perkembanagn cabai. Oleh karena itu, saya memilih permasalahan ini sebagai poin penting dalam penelitian ini.Dan membuktikan jika cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan cabai.Dan karena adanya manfaat yang ditimbulkan jika kita menanam cabai yang kemudian dikonsumsi. 1.2 Rumusan Masalah • Bagaimanakah pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai? • Bagaimanakah tampilan yang dihasilkan tanaman cabai yang diletakkan pada sinar matahari langsung? • Bagaimanakah tampilan yang dihasilkan tanaman cabai yang diletakkan di tempat redup tidak terkena sinar matahari langsung? 1.3 Tujuan : • Mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai. • Mengetahui tampilan yang dihasilkan tanman cabai yang diletakkan pada sinar matahari langsung. • Mengetahui tampilan yang dihasilkan tanaman cabai yang diletakkan ditempat redup tidak terkena cahaya matahari langsung. 1.4 Manfaat : • Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaru cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai. • Dengan adnya penelitian ini kita bisa mengetahui tampilan tanaman cabai yang baik dari perlakuan terhadap cahaya yang berbeda. • Dari penelitian ini diharapkan pembaca bisa mengambil pembelajaran untuk menghasilkan tanman cabai yang baik dan cepat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori A. Devinisi Tumbuhan Tumbuhan adalah kelompok makhluk hidup eukariot fotosintetik yang tersusun dari banyak sel ( multiseluler ) dan memiliki jaringn yang sudah berkembang dengan baik. Tumbuhan hidup pada berbagai lingkungan darat, mulai dari hutan basah hingga padang pasir. Dalam system lima kingdom, semua mahluk hidup yang tergolong tumbuhan dimasukan ke dalamkingdom plantue. Tumbuhan memiliki daur hidup berupa pergiliran keturunan atau struktur tubuh berupa multiseluler, eukariot, serta sel-sel yang sudah terspesialisasi membentuk jaringan dan organ.( Bagod Sudyadi: 2012:13 ) B. Tanaman Cabai Tanama Cabai dalam teksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : • Dilisio : Spermatophyta • Subdivisio : Angrospermae • Kelas : Dicotyledonae • Subkelas : Sympetalae • Ordo : Tubiflorae • Family : Solanaceae • Genur : Capsicum • Species : Capsicum Annum L Tanman cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu. Tinggi tanman 50-120 cm dan mempunyai banyak cabang dari setiap cabang akan tumbuh bunga atau buah. Akar tanaman cabai menyebar, tetapi dangakl.Akar-akar cabang dan rambut-rambut akar bnyak terdapat dipermukaan tanah, semakin ke dalam akar-akar tersebut semakin berkurang. Ujung akar tanman cabai hanya dapat menembus tanah sedalam 30-40 cm. Akar horizontal cepat berkembang di dalam tanah, menyebar dengan kedalaman 10-15 cm. ( Tjahjadi : 1991 ) Daun cabai berbentuk lonjong dan bagian ujungnya meruncing dengan panjang daun 14-10 cm, lebar 1,5-4 cm. Daun terdiri atas tangkai, tulang dan helaian daun. Panjang tangkai daun antara 1-5 cm. Tangkai daun berkembang sekaligus sebagai tulang daun.Tulang daun berbentuk menyirip dilengkapi urat daun.Helaian daun bagian bawah berwarna hijau terang, sedangkan permukaan atasnya berwarna hijau tua.( Nawangsih, et.al:2001) Bunga cabai berkelamin 2 ( hermafrodit ) dalam satu bunga terdapat perlengkapan alat kelamin jantan dan betina. Posisi bunga cabai bisaanya menggantung dengan warna mahkota bunga putih dan memiliki 5-6 kelopak bunga. Panjang bunga 1,6 cm lebarnya 0,5 cm dan panjangnya bunga 1-2 cm. Pangkal putik berwarna putih, panjangnya 0,5 cm. Wana kepala putik kuning kehijauan. Panjang tangkai sari 0,5 cm. Kepala sarinya berwarna biru atau ungu ( Tjahjadi : 1991) C. Devinisi Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran ( massa panjang ) secara kuantitatif yang dihasilkan dari pertambahan jumlah sel dan bersifat irreversible. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan secara kualitatif terhadap pengembangan tubuh organnisme. D. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada Tumbuhan • Faktor Eksternal :  Suhu  Cahaya  Air  Nutrisi  Kelembapan udara  Tingkat keasaman dan basa ( PH ) • Faktor Internal :  Faktor Intraseluler : gen sebagai pembawa sifat atau lebih dikenal sebagai factor hereditas.  Faktor Interseluler : Hormon ( Suci Hidayati :2012 ) E. Fase Fisiologis Tanaman Cabai • Fase Embrionis ( Lembaga ) Fase embrionis terjadi sejak penyerbukan bakal buah oleh benang sari sehingga menghasilkan zigot yang seterusnya berkembang menjadi biji.Mulai tahap inilah pertumbuhan dan perkembangan tanaman belangsung. • Fase Juvenil Fase ini dimulai sejak terbentuknya organ tanaman seperti daun, batang dan akar yang pertama kalinya proses ini dikenal dengan perkecambahan. Fase juvenile berakhir pada waktu tanaman berbunga untuk pertama kali.Tanaman cabai yang berada dalam fase pertumbuhan juvenile aktif menumbuhkan tunas-tunas baru.Tunastumbuh pada buku-buku batang utama dan pada ketiak daun. Pada fase ini tanaman tumbuh dan berkembang lebih cepat dan sangat subur. • Fase Produksi Fase produksi di mulai saat tanaman menumbuhkan bunga pertama dan berakhir ketika tanaman sudah tidak mampu berubah secara normal. • Fase Penuaan ( Senil ) Batasan dimulainya fase penuaan sulit dipastikan secara tepat karena sampai btas waktu tertentu tanaman masih menghasilkan bunga yang dapat berkembang menjadi buah ( Nawangsih et al : 1999 : 49-50 ). F. Manfaat Cabai Bagi Kesehatan Cabai adalah tanman yang termasuk ke dalam keluarga tanaman solanaceae.Tanaman yang berbuah pedas ini digunakan secara luas sebagai bumbu masakan diseluruh dunia. Cabai mengandung senyawa kimia yang dinamakan capsaicin ( 8-methyl-N-Vanillyi-6-nonenamide ). Selain itu, terkandung juga berbagai senyawa yang mirip dengan capsaicinyang dinamakan capsalcinoids.Apabila cabai dimakan, senyawa-senyaaw capsaicinoids berikatan dengan reseptor nyeri dimulut dan kerongkongan sehingga menyebabkan rasa pedas. Kemudian reseptor ini akan mengirimkan sinyal ke otak yang mengatakan bahwa sesuatu yang pedas telah dimakan. Otak merespon sinyal ini dengan menaikkan denyut jantung, meningkatkan pengeluaran keringat dan melepas hormon endorphin. Cabai merah mengandung vitamin C dalam jumlah besar, juga mengandung karoten ( Pro Vitamin A ). Kandungan kedua zat ini tidak terlampau tinggi pada cabai yang berwarna kuning dan hijau. Cabai juga memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh diantaranya adalah : a. Capsaicin : Mampu membunuh sel kanker pada tikus percobaan di labolatorium. b. Capsaicin : Mampu menurunkan berat badan pada orang yang menderita obesitas. c. Makanan yang mengandung cabai mampu memperlambat proses terjadinya risiko penyakit kardiovaskulas. d. Cabai dianggap mampu mengendalikan pencernaan mikroba pada makanan. e. Lapsaicin memiliki manfaat perlindungan anti ulcer pada lambung yang terinfeksi bakteri ( Welly .apt:2014 ) 2.2 Teori berdasarkan penelitian yang relevan Menurut penelitian yang dilakukan oleh Eka Wahyu Septianingrum pada tahun 2012, memperoleh hasil jika tanaman cabai yang terkena cahaya matahari langsung mengalami pertumbuhan lambat, namun jumlah daunnya bertambah lebih cepat.Berwarna hijau lebar dan tebal dan batang kecambahnya kokoh.Sedangkan tanaman cabai yang terkena cahaya matahari secara langsung, mengalami pertumbuhan tinggi yang sangat cepat, namun pertambahan daunnya lambat, warna daunnya tidak hijau san daunnya pucat.Batang kecambahnya tidak kokoh.   2.3 Kerangka Berfikir 2.4 Hipotesa Berdasarkan teori yang sudah ada bahwa cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai. Karena dari cahayalah proses fotosintesis tercipta dimana fotosintesis ialah proses dasar pembentukan makanan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel dan DOV ( Definisi Operasional Variabel ) A. Variabel Bebas : Intensitas cahaya matahari Definisi operasional variable bebas : Pertumbuhan dan perkembangan dalam penelitian ini menggunakan dua perlakuan berbeda. Dua pot diletakkan dalam ruangan tertutup dan tidak terkena cahaya matahari.Sedangkan dua pot lainnya diletakka diluar dan terkena matahari langsung. B. Variabel control : Air, tanah, pot dari plastic Definisi operasional variable control : penelitian ini menggunakan jenis tanah yang sama, jenis dan berat pot yang sama. Serta volume air yang di alirkan sama dan sejenis. C. Variabel Terikat : Pertumbuhan dan perkembangan cabai yang akan dihasilkan. Definisi Operasional Variabel terikat : Mengamati pertumbuhan cabai dan menghitung jumlah daun, warna daun dan mengukur tinggi. 3.2 Rancangan Penelitian : Kelompok A : 2 biji cabai + air + 100 gr tanah diletakkan di luar ruangan dengan sinar matahari langsung. Kelompok B : 3biji cabai + air + 100 gr tanah diletakkan diluar ruangan dengan sinar matahari langsung. Kelompok C : 2biji cabai + air + 100 gr tanah diletakkan diruang tertutup tanpa cahaya. Kelompok D : 2 biji cabai + air + 100 gr tanah diletakkan diruang tertutup tanpa cahaya. 3.3 Sasaran Penelitian A. Populasi : Biji cabai spesies sama B. Sampel : 8 biji cabai, masing-masing pot plastic 2 biji cabai. Dengan dua perlakuan berbeda terhadap cahaya matahari. Pot A : 2 biji cabai diluar ruangan. Pot B : 2 biji cabai diluar ruangan. Pot C : 2 biji cabai di dalam ruangan Pot D : 2 biji cabai di dalam ruangan 3.4 Alat dan Bahan : 1. 4 gelas plastik 2. Tanah ± 400 gr 3. Penggaris 4. Biji cabai yang telah dikeringkan 5. Air ± 100 ml 6. Cetok / Cangkul kecil 3.5 Cara Kerja : 1. Menyiapkan alat. 2. Siapkan cabai yang sudah kering / membeli benih cabai. 3. Cuci gelas plastic / pot plastic dan keringkan. 4. Lubangi pot plastic, agar air bisa menyerap. 5. Masukan tanah +_ 100 ml dimasing-masing pot. 6. Masukan masing-masing 3 biji cabai ke dalam pot. 7. Sirami dengan air. 8. Letakkan 2 pot di dalam ruangan dan 2 pot diluar ruangan. 9. Amati pertumbuhan dan prekembangannya setiap hari selama 10 hari 10. Merancang analisa data hingga pembuatan laporan   3.6 Teknik Analisa Data  Mencari kecepatan pertumbuhan biji cabai pada masing-masing pot  Membandingkan hasil anatara satu perlakuan dengan perlakuan yang lain  Meneliti pertumbuhan biji cabai mana yang lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan pot yang lain  Mencari rata-rata pertumbuhan tinggi masing-masing pot  Membandingkan analisis factor pertumbuhan biji yang telah diamati 3.7 Subyek Penelitian : A. Tempat pelaksanaan : Di rumah B. Waktu pelaksanaan : No Kegiatan Waktu 1 Penyusunan proposal 1 -2 Agustus 2014 2 Menyiapkan alat bahan 4 Agustus 2014 3 Mengkeringkan biji cabai 5-6 Agustus 2014 4 Eksperimen 7 -17 Agustus 2014 5 Analisis data 26-27 Agustus 2014 6 Penyusunan laporan 30 Agustus 2014   BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN A. DATA Tabel 4.1 Hasil pengamatan tanaman cabai gelas A Hari Gelas A I II Rata-rata tinggi Tinggi jumlah daun warna daun Tinggi jumlah daun warna daun 1 0cm 0 0cm 0 0 cm 2 0cm 0 0cm 0 0 cm 3 0cm 0 0,1 cm 0 0,05 cm 4 1 cm 1 hijau muda 1,2 cm 1 hijau muda 1,1 cm 5 1,5 cm 1 hijau muda 1,8 cm 1 hijau muda 1,65 cm 6 2,2 cm 2 hijau tua 2,5 cm 2 hijau tua 2,35 cm 7 3,5 cm 2 hijau tua 4cm 2 hijau tua 3,75 cm 8 4,2 cm 2 hijau tua 4,8 cm 2 hijau tua 4,5 cm 9 5,5 cm 2 hijau tua 5,8 cm 2 hijau tua 5,65 cm 10 6,7 cm 3 hijau tua 7 cm 3 hijau tua 6,85 cm rata-rata 2,46cm 2,72cm Tabel 4.2 Hasil pengamatan tanaman cabai gelas B Hari Gelas B I II Rata-rata tinggi Tinggi jumlah daun warna daun Tinggi jumlah daun warna daun 1 0cm 0 0cm 0 0 cm 2 0cm 0 0cm 0 0 cm 3 0,13cm 0 0cm 0 0,065 cm 4 1 cm 1 hijau muda 1,5 cm 1 hijau muda 1,25 cm 5 2 cm 2 hijau muda 2 cm 2 hijau muda 2 cm 6 3,2 cm 2 hijau muda 3,2 cm 2 hijau muda 3,1 cm 7 4 cm 2 hijau tua 4,2 cm 2 hijau muda 4,1 cm 8 5 ,3cm 2 hijau tua 5 cm 2 hijau tua 5 cm 9 6 cm 2 hijau tua 5,7 cm 2 hijau tua 5,85 cm 10 7,2 cm 3 hijau tua 7 cm 2 hijau tua 7,1 cm rata-rata 2,88cm 2,86cm Tabel 4.3 Hasil pengamatan tanaman cabai gelas C Hari Gelas C I II Rata-rata tinggi Tinggi jumlah daun warna daun Tinggi jumlah daun warna daun 1 0cm 0 0cm 0 0 cm 2 0cm 0 0cm 0 0 cm 3 1,5 cm 1 hijau muda 1,7 cm 1 hijau muda 1,6 cm 4 2 cm 2 hijau muda 2 cm 2 hijau muda 2 cm 5 3 cm 2 hijau muda 3,3 cm 2 hijau muda 3,15 cm 6 4,3cm 2 hijau muda 4 cm 2 hijau muda 4,15 cm 7 5 cm 2 hijau muda 5,2 cm 2 hijau muda 5,1 cm 8 6,2 cm 2 hijau pucat 6 cm 2 hijau pucat 6,1 cm 9 7,4 cm 2 hijau pucat 7 cm 2 hijau pucat 7,2 cm 10 8,5 cm 2 hijau pucat 8,2 cm 2 hijau pucat 8,35 cm rata-rata 3,79 cm 3,74 cm Tabel 4.4 Hasil Pengamatan tanaman cabai gelas D Hari Gelas D I II Rata-rata tinggi Tinggi jumlah daun warna daun Tinggi jumlah daun warna daun 1 0cm 0cm 0 cm 2 0cm 0cm 0 cm 3 1,5 cm 1 hijau muda 1,5 cm 1 hijau muda 1,5 cm 4 2,2 cm 1 hijau muda 2 cm 1 hijau muda 2,1 cm 5 3 cm 2 hijau muda 3 cm 2 hijau muda 3 cm 6 4,5 cm 2 hijau muda 4 cm 2 hijau muda 4,25 cm 7 5,5 cm 2 hijau muda 5,3 cm 2 hijau muda 5,4 cm 8 6,4 cm 2 hijau pucat 6,2 cm 2 hiaju pucat 6,3 cm 9 7,2 cm 2 hijau pucat 7 cm 2 hiaju pucat 7,1 cm 10 8 cm 2 hijau pucat 8,3 cm 3 hiaju pucat 8,15 cm rata-rata 3,83 cm 3,73 cm Grafik 4.1 Hasil pengamatan tinggi pada tanaman cabai pada gelas A, B, C dan D B. PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah saya munculkan diatas, ternyata kecepatan pertumbuhan biji cabai amat sangat berbeda . Antara gelas A , B ,C dan D memiliki kecepatan pertumbuhan yang tidak sama. Dari gelas A dimana tumbuhan Iterjadi kemunculan batang untuk pertama kali pada hari ke 4 yang memiliki tinggi 1 cm. Lain halnya untuk tumbuhan II yang berada di gelas A , pada hari ke 3 telah muncul batang walau hanya kecil yaitu 0,1 cm. Di gelas B untuk tumbuhan I kemunculan batang untuk pertama kali terjadi pada hari ke 3 yang memiliki panjang 0,13 cm. Tumbuhan II di gelas B batang muncul untuk pertama kalinya pada hari ke 4 dengan panjang 1,5 cm. Sementara biji cabai yang saya letakkan di tempat yang jauh dari tempat sebelumnya yaitu di tempat yang jauh dari cahaya matahari. Pertumbuhan biji cabai di tempat yang redup lebih cepat dari pada di tempat yang terkena cahaya matahari langsung. Ini dapat dibuktikkan dari penelitian yang telah saya lakukan. Terbukti dari gelas C untuk tumbuhan I batang muncul untuk pertama kali pada hari ke 3 dengan tinggi 1,5 cm . Bergeserandari tung lebih mbuhan I , pada tumbuhan II di gelas C batang muncul untuk pertama kali pada hari ke 3 dengan tinggi 1,7 cm. Yang berarti 0,2 cm lebih tinggi dari pada tumbuhan I di gelas yang sama. Di gelas D terdapat pula 2 tumbuhan, dimana tumbuhan I pada hari ke 3 telah muncul batang untuk pertama kalinya dengan tinggi 1,5 cm. Sama halnya dengan tumbuhan I , tumbuhan II pada hari ke 3 telah muncul batang dengan tinggi 1,5 cm untuk pertama kalinya. Dari table yang telah saya paparkan di atas bisa diketahui jika biji cabai yang telah saya tanam akan muncul batang untuk pertama kalinya pada hari ke 3 atau ke 4. Lebih jelasnya tumbuhan biji yang ditanam di tempat redup jauh dari cahaya matahari akan cepat tumbuh batang dari pada biji yang di letakkan di tempat terang . Tetapi, ada pula biji dari tanaman cabai yang diletakkan di tempat terang , batang tumbuh lebih cepat sama halnya dengan biji di tempat redup yaitu tumbuh pada hari ke 3. Ini bisa di lihat di tumbuhan II gelas A dan tumbuhan I gelas B. Akan tetapi, tetap saja batang yang tumbuh pada hari ke 3 masih sangat kecil. Begitu pula untuk hari- hari selanjutnya. Untuk gelas A tumbuhan I pada hari ke 5 batang bertambah tinggi 0,5 cm , dari tinggi semula 1 cm. Hari ke 6 tumbuhan I gelas A memiliki tinggi batang 2,2 cm dari tinggi semula 1,5 cm. Dan mengalami pertambahan tinggi 0,7 cm . Satu hari selanjutnya , tepatnya hari ke 7 tumbuhan I gelas A bertambah tinggi batangnya dari yang semula 2,2 cm menjadi 3,5 cm . Berselang satu hari, yaitu hari ke 8 tumbuhan I gelas A kembali bertambah tingginya menjadi 4,2 cm . Tumbuhan I gelas A yang semula memiliki tinggi 4,2 cm , kini di hari ke 9 bertambah tingginya menjadi 5,5 cm. Dan di hari ke 10 tumbuhan I gelas A bertambah tingginya 1,7 cm dari hari sebelumnya. Yang artinya tingginya menjadi 6,7 cm. Untuk tumbuhan II gelas A yang mengalami pertumbuhan lebih cepat dari pada tumbuhan I yang sama medianya yaitu gelas A juga mengalami pertumbuhan tinggi yang cukup runtut. Di hari ke 4 setelah kemunculan batang pertama kali di hari ke 3, kini tumbuhan II gelas A bertambah tingginya menjadi 1,2 cm . Selanjutnya untuk hari ke 5 tumbuhan II gelas A memiliki tinggi batang 1,8 cm . Kemudian , terjadi penambahan tinggi batang di gelas A untuk tumbuhan II sebesar 0,7 cm yang semula 1,8 cm dan menjadi 2,5 cm pada hari ke 6. Belum berhenti pada hari ke 6 , tumbuhan II gelas A kembali terjadi penambahan tinggi pada batangnya pada hari ke 7, 8, 9 dan 10. Pada hari ke 7 tumbuhan II gelas A memiliki tinggi batang 4 cm. Pada hari ke 8 tumbuhan yang sama pula memiliki tinggi batang menjadi 4,8 cm dari hari sebelumnya ialah 4 cm. Pada ahri selanjutnya tumbuhan II gelas A tumbuh tinggi menjadi 5,8 cm yang mana pada hari ke 9 , tumbuhan terjadi penambahan tinggi 1 cm. Pada hari terakhir penelitian tumbuhan II gelas A memperlihatkan batangnya yang hijau dengan tnggi 7 cm. Untuk tumbuhan I gelas B yang mengalami pertumbuhan lebih cepat dari pada tumbuhan II yang sama medianya yaitu gelas B juga mengalami pertumbuhan tinggi . Di hari ke 4 setelah kemunculan batang pertama kali di hari ke 3, kini tumbuhan I gelas B bertambah tingginya menjadi 1, cm . Selanjutnya untuk hari ke 5 tumbuhan I gelas B memiliki tinggi batang 2 cm . Kemudian terjadi penambahan tinggi batang di gelas B untuk tumbuhan II sebesar 1,2 cm yang semula 2 cm dan menjadi 3,2 cm pada hari ke 6. Belum berhenti pada hari ke 6 , tumbuhan I gelas B kembali terjadi penambahan tinggi pada batangnya pada hari ke 7, 8, 9 dan 10. Pada hari ke 7 tumbuhan I gelas B memiliki tinggi batang 4 cm. Pada hari ke 8 tumbuhan yang sama pula memiliki tinggi batang menjadi 5,3 cm dari hari sebelumnya ialah 4 cm. Pada ahri selanjutnya tumbuhan I gelas B tumbuh tinggi menjadi 6 cm yang mana pada hari ke 9 , tumbuhan terjadi penambahan tinggi 0,7 cm. Pada hari terakhir penelitian tumbuhan I gelas B memperlihatkan batangnya yang hijau dengan tnggi 7,2 cm. Begitu pula untuk hari- hari selanjutnya. Untuk gelas B tumbuhan II pada hari ke 5 batang bertambah tinggi 0,5 cm , dari tinggi semula 1,5 cm. Hari ke 6 tumbuhan II gelas B memiliki tinggi batang 3,2 cm dari tinggi semula 2 cm. Dan mengalami pertambahan tinggi 1,2 cm . Satu hari selanjutnya , tepatnya hari ke 7 tumbuhan II gelas B bertambah tinggi batangnya dari yang semula 3,2 cm menjadi 4,2 cm . Berselang satu hari yaitu hari ke 8 tumbuhan II gelas B kembali bertambah tingginya menjadi 5 cm . Tumbuhan II gelas B yang semula memiliki tinggi 5 cm , kini di hari ke 9 bertambah tingginya menjadi 5,7 cm. Dan di hari ke 10 tumbuhan II gelas B bertambah tingginya 1,3 cm dari hari sebelumnya. Yang artinya tingginya menjadi 7 cm. Untuk tumbuhan yang diletakkan di tempat redup yaitu gelas C dan D juga terjadi pertumbuhan pada batangnya. Memang biji yang diletakkan di tempat jauh dari cahaya akan lebih cepat mengalami pertumbuhan dari pada biji yang berada di tempat terang. Karena pada umumnya cahaya menghambat pertumbuhan meningginya suatu tumbuhan. Untuk gelas C tumbuhan I yang batangnya telah tumbuh untuk pertama kalinya pada hari ke 3 yaitu 1,5 cm.Pada hari ke 4 terjadi penambahan tinggi sebesar 0,5 cm yang artinya tumbuhan itu bertambah tinggi menjadi 2 cm. Hari ke 5 tumbuhan I gelas C memiliki panjang batang sebesar 3 cm . Selang satu hari berikutnya tumbuhan I gelas C mengalami penambahan tinggi sebesar 1,3 cm dari 3 cm menjadi 4,3 cm . Untuk hari ke 7 tumbuhan I gelas C tingginya bertambah menjadi 5 cm. Selanjutnya terjadi penambahan tinggi pada tunbuhan I gelas C sebesar 1,2 cm dari 5 cm menjadi 6,2 cm pada hari ke 8.Hari ke 9 tumbuhan yang kekurangan cahaya itu tetap saya tumbuh tinggi dari tinggi semula 6,2 cm menjadi 7,4 cm. Hari ke 10 tumbuhan yang memiliki batang yang cukup pucat ini bertambah tingginya dari 7,4 cm menjadi 8,5 cm. Untuk gelas C tumbuhan II yang batangnya telah tumbuh untuk pertama kalinya pada hari ke 3 yaitu 1,7 cm.Pada hari ke 4 terjadi penambahan tinggi sebesar 0,3 cm yang artinya tumbuhan itu bertambah tinggi menjadi 2 cm. Hari ke 5 tumbuhan II gelas C memiliki panjang batang sebesar 3,3 cm . Selang satu hari berikutnya tumbuhan II gelas C mengalami penambahan tinggi sebesar 0,7 cm dari 3,3cm menjadi 4 cm . Untuk hari ke 7 tumbuhan II gelas C tingginya bertambah menjadi 5,2 cm. Selanjutnya terjadi penambahan tinggi pada tunbuhan II gelas C sebesar 0,8 cm dari 5,2 cm menjadi 6 cm pada hari ke 8.Hari ke 9 tumbuhan yang kekurangan cahaya itu tetap saya tumbuh tinggi dari tinggi semula 6 cm menjadi 7cm. Hari ke 10 tumbuhan yang memiliki batang yang cukup pucat ini bertambah tingginya dari 7 cm menjadi 8,2 cm. Sama halnya untuk gelas D tumbuhan I yang batangnya telah tumbuh untuk pertama kalinya pada hari ke 3 yaitu 1,5 cm.Pada hari ke 4 terjadi penambahan tinggi sebesar 0,5 cm yang artinya tumbuhan itu bertambah tinggi menjadi 2,2 cm. Hari ke 5 tumbuhan I gelas D memiliki panjang batang sebesar 3 cm . Selang satu hari berikutnya tumbuhan I gelas D mengalami penambahan tinggi sebesar 1,5 cm dari 3 cm menjadi 4,5 cm . Untuk hari ke 7 tumbuhan I gelas D tingginya bertambah menjadi 5,5 cm. Selanjutnya terjadi penambahan tinggi pada tunbuhan I gelas D sebesar 0,9 cm dari 5,5 cm menjadi 6,4 cm pada hari ke 8. Hari ke 9 tumbuhan yang kekurangan cahaya itu tetap saya tumbuh tinggi dari tinggi semula 6,4 cm menjadi 7,2 cm. Hari ke 10 tumbuhan yang memiliki batang yang cukup pucat ini bertambah tingginya dari 7,2 cm menjadi 8 cm. Untuk selanjutnya gelas D tumbuhan II yang batangnya telah tumbuh untuk pertama kalinya pada hari ke 3 yaitu 1,5 cm. Pada hari ke 4 terjadi penambahan tinggi sebesar 0,5 cm yang artinya tumbuhan itu bertambah tinggi menjadi 2 cm. Hari ke 5 tumbuhan II gelas D memiliki panjang batang sebesar 3 cm . Selang satu hari berikutnya tumbuhan II gelas D mengalami penambahan tinggi sebesar 1 cm dari 3 cm menjadi 4 cm . Untuk hari ke 7 tumbuhan II gelas D tingginya bertambah menjadi 5,5 cm. Selanjutnya terjadi penambahan tinggi pada tunbuhan I gelas D sebesar 0,9 cm dari 5,3 cm menjadi 6,2 cm pada hari ke 8. Hari ke 9 tumbuhan yang kekurangan cahaya itu tetap saya tumbuh tinggi dari tinggi semula 6,2 cm menjadi 7cm. Hari ke 10 tumbuhan yang memiliki batang yang cukup pucat ini bertambah tingginya dari 7 cm menjadi 8,3 cm. Dari data yang telah saya paparkan yang kemudian saya jabarkan di atas, membuktikan jika cahaya yang merupakan factor pertumbuhan dan perkembangan suatu tumbuhan memang benar-benar ada. Karena dari penelitian tersebut , tumbuhan gelas A dan B yang diletakkan di tempat yang terang dan terkena cahay matahari memang pertumbuhan tinggi batangnya lebih lambat di bandingkan gelas C dan D yang berada di tempat redup jauh dari cahaya matahari. Karena banyaknya cahaya yang dibutuhkan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan. Pada umumnya memang cahaya menghambat pertumbuhan tinggi biji cabai yang saya tanam di gelas A dan B . Akan tetapi untuk bentuk dan struktur yang dihasilkan dari tumbuhan gelas A,B dan gelas C , D sangat berbeda. Untuk tumbuhan yang diletakkan di tempat terang cukup cahaya matahari tekstur dan struktur batangnya cenderung kuat dan berisi. Warna yang di hasilkan pun hijau tua dan nampak segar. Lain halnya dengan tumbuhan yang diletakkan di tempat redup, batang yang dihasilkan akan lembek dan cenderung kurus dan warnanya pun lama kelamaan akan pucat . Lari meninggalkan tinggi batang, kini saya akan menjabarkan mengenai jumlah daun dari masing-masing tumbuhan itu. Jelas sudah di pastikan jika daun akan tumbuh ketika batang sudah tumbuh. Umumnya daun akan tumbuh bersamaan dengan batangnya. Tetapi itu pun tidak semuanya. Seperti contoh pada gelas A tumbuan II daun baru tumbuh di hari ke 4 , padahal pada hari ke 3 batang telah muncul walau hanya kecil. Pada gelas A pertumbuhan daun terjadi bersamaan yaitu muncul 1 daun kecil pada hari ke 4. Pada hari ke 5 di gelas A daun yang dihasilkan tetap saja 1 buat tetapi , ukurannya sedikit bertambah lebar. Selang waktu satu hari , daun telah muncul masing-masing 2 buah daun dari tumbuhan I dan II pada hari ke 6. Hari ke 7,8 dan 9 daun yang muncul tetap saja sama yaitu 2 buah pada masing-masing tumbuhan I dan II meskipun ukuran yang dihasilkan semakin hari bertambah lebar. Pada hari ke 10 muncul 1 buah daun kecil pada masing- masing tumbuhan I dan II .Jadi , pada hari ke 10 tumuhan I dan II terdapat 3 daun yang segar , walau daun yang satu ukurannya sangat kecil. Untuk gelas B yang di letakkan di tempat terang daun yang tumbuh pun tidak berbeda halnya dengan tumbuhan yang berada di gelas A. Dun muncul pertama kali pada hari ke 4. Kedua tumbuhan I dan II kemunculan daunnya bersamaan yaitu hari ke 4 . Untuk hari ke 5 daun sudah muncul 2 buah pada masing-masing tumbuhan I dan II gelas B. Meskipun ukurannya sangat kecil. Sampai hari ke 9 daun yang tumbuhan hanya 2 buah dari masing-masing tumbuhan I dan II.Meskipun ukurannya setiap harinya dari hari ke 5 hingga ke 9 bertambah lebar dan besar.Hari terakhir penelitian tepatnya hari ke 10 daun muncul 1 buah pada tumbuhan I gelas B yang ukurannya kecil sekali.Akan tetapi pada tumbuhan II gelas B tetap saja daunnya berjumlah 2 buah. Gelas C dan D yang diletakkan jauh dari matahari , juga terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada daunnya. Untuk gelas C sendiri yang berisikan 2 tumbuhan telah terjadi kemnculan 1 bua daun di hari ke 3. Hari ke 4 tumbuhan I dan II bertambah 1 buah daun pada asing-masing batangnya .Itu artinyasekarang ada 2 buah daun pada masing-masing tumbuhan.Berhari-hari hingga penelitian usai tepatnya hari ke 10 tidak terjadi penambahan jumlah daun kembali.Tetap saja pada masing-masing tumbuhan I dan II gelas C terdapat 2 buah daun. Tidak berbeda dari gelas C , gelas D juga hanya mengalami sedikit pertumbuhan pada daunnya. Pada hari ke 3 dan ke 4 masing-masing tumbuhan I dan II memiliki 1 buah daun.Selanjutnya pada hari ke 5 daun bertambah 1 buah kembali pada masing-masing tumbuhan.Dari hari 5 hingga ke 10 tumbuhan I hanya terdapat 2 buah daun saja.Berbeda dengan tumbuhan II gelas D yang muncul 1 buah daun kecil pada hari ke 10. Warna daun yang dihasilkan masing-masing tumbuhaan perbedaannya tidak siknifkan .Ini terbukti dari eksperimen di lapangan yang saya lakukan. Gelas A dan B yang saya letakkan pada tempat terang terkena cahaya langsung tampilan dan yang dihasilkan cenderung lebih menarik dan segar. Masing-masing tumbuhan yang berada di gelas A dan B daun yang di hasilkan berwarna hijau muda saat daun masih terbilang muda dan kecil , ini terjadi pada hari ke 4 dan 5. Sementara pada hari-hari berikutnya daun yang ukurannya sudah mulai membesar akan terjadi perubahan warna yaitu warna hijau tua yang segar di pandang. Tekstur daun yang dihasilkan pun cukup baik. Yaitu segar dan kuat , tidak mudah layu. Berbeda dengan tumbuhan yang di letakkan di redup. Tumbuhan yang berada di gelas C dan D akan cenderung pucat. Memang pada hari ke 3 ,4, 5,6 dan 7 daun masih berwarna hijau muda. Akan tetapi semakin lama tumbuhan tidak terken cahaya matahari daunny pun akan pucat. Seperti yang terjadi pada hari ke 8,9 dan 10. Memang selayaknya tumbuhan harus mendapatkan cahaya untuk proses fotosintesis di dalam daunnya. Apabila kekurangan cahaya pun keadaannya memprihatinkan. Tak hanya warna yang pucat tetapi juga daun yang dihasilkan akan lembek dan mudah layu. Sudah dapat diartikan jika memang cahaya sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tumbuhan tak terkecuali cabai. Dari data yang telah saya jabarkan itu, bisa di pastikan jika cahaya matahari yang merupakan sumber kehidupan memang benar-benar dibutuhkan.Karena dari cahayalah tumbuhan bisa tumbuh dan berkembang.Karena dari cahayalah daun bisa memperoleh asupan untuk memasak makanannya.Karena setiap tumbuhan yang berklorofil seperti cabai membutuhkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis. Dari eksperimen yang telah saya lakukan jika tumbuhan yang berada di tempat terang terkena langsung cahaya matahari pertumbuhan tinggi batang yang dihasilkan cenderung lambat. Karena dipengaruhi oleh hormone auksin yang mana hormone tersebutlah suatu tumbuhan yang terkena cahaya matahari akan sulit meninggi. Akan tetapi selayaknya tumbuhan , tetap saja akan tumbuh lebih baik jika terkena cahaya matahari langsung. Walau tinggi yang dihasilkan cenderung memerlukan waktu yang lama, tetapi tekstur batang yang dihasilkan akan lebih baik dari pada di tempat redup. Batang akan lebih kuat, berisi dan berwarn hijau segar dan batang pun kuat tidak mudah layu. Kondisi daun yang di hasilkan pun lebih baik , yaitu warna yang dihasilkan akan Nampak segar dan teksturnya pun tak mudah layu. Warna yang diperoleh dari tumbuhan yang terkena langsung cahaya matahari akan segar dan tak mudah layu, ukurannya pun lebih besar. Sedangkan tumbuhan yang berada di dalam ruangan jauh dari matahari , memang pertumbuhan tinggi batangnya lebih cepat dari pada di ruang ruangan. Karena terjadi etiolasi yaitu pertumbuhan yang cepat pada tumbuhan yang berada di dalam ruangan gelap. Tetapi, karena kekurangan cahaya matahari akan berdampak buruk bagi pertumbuhan daun dan tekstur batangnya. Meskipun cepat meninggi , tekstur yang dihasilkan cenderung lembek dan kurus. Untuk daunnya sendiri pun sama. Karena kekurangan cahaya matahari warna daun semakin hari akan memudar dan akan pucat. Tak hanya pucat saja, tekstur yang dihasilkan akan lembek dan mudah layu dan pada akhirnya bisa mati karena tak adanya asupan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis.   BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari data dan pembahasan di Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Cahaya matahari sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan cabai 2. Tumbuhan cabai yang berada di tempat terang lambat untuk meninggi karena di pengaruhi hormone auksin 3. Tumbuhan cabai yang berada di tempat terang mengalami pertumbuhan tinggi yang lebih lambat , namun daun dan tekstur yang dihasilkan lebih kuat dan tak mudah layu 4. Tumbuhan cabai yang berada di tempat redup mengalami pertumbuhan tinggi yang lebih cepat , namun tekstur yang dihasilkan lembek dan mudah layu dan warna yang dihasilkan dari batang daun pun akan pucat. 1. B. Saran 1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui cara efektif agar tanaman cabai daunnya lebih cepat tumbuh dan berkemabng 2. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai media yang baik untuk tanaman cabai itu sendiri Daftar Pustaka Bagod, Sudyadi. 2012.Biology 10.Jakarta:Yudhistira. Hidayati,Suci.2012.Faktor Pengaruh Pertumbuhan.Jakarta Nawangsih ,et.al :2001 Pratiwi,D.A. dkk.2012. Biologi Xii.Jakarta:Erlangga. Septianingrum,Eka W.blogspot.com2012 Tjahjadi. 1991.Dunia Tumbuhan. Jakarta Welly.apt:2014   Lampiran Gambar Hasil Penelitian tanaman cabai

Kamis, 21 Agustus 2014

DISPERSI CAHAYA

SMA NEGERI 2 PATI
TAHN PELAJARAN    2014/2015Andriyani Prasetiyowati
xii ipa4 / 5
http://smadapati.files.wordpress.com/2010/06/s2.jpgDispersi Cahaya

A. Judul                      : Penguraian cahaya (Dispersi)
B. Tujuan                    : Mengamati penguraian cahaya oleh prisma
C. landasan teori         :
Cahaya merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi mata manusia. Cahaya selain memiliki sifat-sifat gelombang secara umum misal dispersi, interferensi, difraksi, dan polarisasi, juga memiliki sifat-sifat gelombang elektromagnetik, yaitu dapat merambat melalui ruang hampa.Gejala dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarna-warni (monokromatik). Cahaya putih merupakan cahaya polikromatik, artinya cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke prisma, maka cahaya putih akan terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya ini memiliki panjang gelombang yang berbeda. Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias yang berbeda. Semakin kecil panjang gelombangnya semakin besar indeks biasnya. Disperi pada prisma terjadi karena adanya perbedaan indeks bias kaca setiap warna cahaya.
DISPERSI CAHAYA

http://3.bp.blogspot.com/-REoWGHi9Lcw/UcHspvAwdCI/AAAAAAAAADs/mCpK7PDr5fE/s320/Dispersi-sinar-putih-oleh-prisma-942013.jpgDispersi adalah peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi komponen-komponennya karena pembiasan. Komponen-komponen warna yang terbentuk yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Dispersi terjadi akibat adanya perbedaan deviasi untuk setiap panjang gelombang, yang disebabkan oleh perbedaan kelajuan masing-masing gelombang pada saat melewati medium pembias. Gambar 1. menunjukkan dispersi sinar putih yang melalui sebuah prisma.



2. Pembiasan Cahaya pada Prisma

Prisma adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu yang berfungsi menguraikan (sebagai pembias) sinar yang mengenainya. Permukaan ini disebut bidang pembias, dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang pembias disebut sudut pembias (β). Cahaya yang melalui prisma akan mengalami dua kali pembiasan, yaitu saat memasuki prisma dan meninggalkan prisma. Jika sinar datang mulamula dan sinar bias akhir diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di suatu titik dan membentuk sudut yang disebut sudut deviasi.

Jadi, sudut deviasi (δ) adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang mula-mula dengan sinar yang meniggalkan bidang pembias atau pemantul. Gambar 2. menunjukkan sudut deviasi pada pembiasan prisma.
http://1.bp.blogspot.com/-WQS4rhQ1zpE/UcHsqixV7sI/AAAAAAAAAD8/RkSEYftarZ0/s320/Sudut-deviasi-pada-pembiasan-prisma-942013.jpg


Materi fisika :

Pelangi merupakan contoh dispersi cahaya oleh butiram-butiran air hujan. Butiram-butiran air hujan memantulkan cahaya matahari ke arah kita sehingga terurai menjadi pelangi

Pada segiempat ABCE berlaku hubungan:

β + ABC = 180o

Pada segitiga ABC berlaku hubungan:

r1 + i2 +ABC = 180o

sehingga diperoleh hubungan:

β + ABC = r1 + i2 +ABC

β = r1 + i2 ...................................................... (1)

dengan:

β = sudut pembias prisma
i2 = sudut datang pada permukaan 2
r1 = sudut bias pada permukaan 1

Pada segitiga ACD, ADC + CAD + ACD = 180o dengan CAD = i1 – r1 dan ACD = r2 – i2, sehingga berlaku hubungan:

ADC + (i1 – r1) + (r2 – i2) = 180o

ADC = 180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)

Jadi, sudut deviasi ( δ ) adalah:

δ = 180o – ADC
δ = 180o – [180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)]
δ = (i1 + r2) – (r1 + i2)

Diketahui = r1 + i2 (persamaan (1), maka besar sudut deviasi yang terjadi pada prisma adalah:

δ = (i1 + r2) – β  ............................................. (2)

dengan:

δ = sudut deviasi
i1 = sudut datang mula-mula
r2 = sudut bias kedua
β = sudut pembias


http://3.bp.blogspot.com/-AgiCg-4kRIQ/UcHspYuW1oI/AAAAAAAAADw/KwIFPZyT_xo/s1600/Grafik-sudut-deviasi-terhadap-sudut-datang-pada-prisma-942013.jpg

Sudut deviasi berharga minimum (δ = 0) jika sudut datang pertama (i1) sama dengan sudut bias kedua (r2).

Secara matematis dapat dituliskan syarat terjadinya deviasi minimum (δm) adalah i1 = r2 dan r1 = i2, sehingga persamaan (2) dapat dituliskan kembali dalam bentuk:

δm = (i1 + i1) – β
δm = 2i1 – β

i1 = (δ + β) / 2 .................................................... (3)

Selain itu, deviasi minimum juga bisa terjadi jika r1 = i2, maka dari persaman (1) diperoleh:

β = r1 + r1 = 2r1
r1 = 1/2 β  ............................................................... (4)

Bila dihubungkan dengan Hukum Snellius diperoleh:

n1.sin i1 = n2.sin r1

(sin i1/sin i1) = (n2/n1)

Masukkan i1 dari persamaan (3) dan r1 dari persamaan (4) sehingga:


http://1.bp.blogspot.com/-vXEuJLLbWNg/UcHsq50UGCI/AAAAAAAAAD4/5fmBHZDBYwE/s320/sudut-deviasi-minimum-pembias-prisma-dispersi-942013.jpg

Jika n1 = udara, maka n1 = 1, sehingga persamaan di atas menjadi:

δm = (n2  − n1) β............................................... (7)

dengan:

 n1 = indeks bias medium
n2 = indeks bias prisma
β = sudut pembias (puncak) prisma
δm = sudut deviasi minimum

3. Sudut Dispersi

Sudut dispersi merupakan sudut yang dibentuk antara deviasi sinar satu dengan sinar lain pada peristiwa dispersi (penguraian cahaya). Sudut ini merupakan selisih deviasi antara sinar-sinar yang bersangkutan. Jika sinar-sinar polikromatik diarahkan pada prisma, maka akan terjadi penguraian warna (sinar monokromatik) yang masing-masing sinar mempunyai deviasi tertentu. Selisih sudut deviasi antara dua sinar adalah sudut dispersi, φ .

http://4.bp.blogspot.com/-HJKsQhBNctc/UcHspFvM-uI/AAAAAAAAADg/KIn7Lktuw2g/s1600/Dispersi-sinar-merah-terhadap-sinar-ungu-942013.jpg

Sebagai contoh, pada Gambar 4. dapat dinyatakan:

deviasi sinar merah δm =(nm −1) β 
deviasi sinar ungu δu =(nu −1) β

Dengan demikian, dispersi sinar merah terhadap ungu sebesar:

φ = δm − δu .......................................................... (8)
φ = (nu – 1)β – (nm – 1)β

φ = (nu – nm) β ................................................ (9)

dengan:

φ = sudut dispersi
nu = indeks bias warna ungu
nm = indeks bias warna merah
β = sudut pembias prisma

D. Alat Dan Bahan :
  kertas hvs
  Prisma siku-siku
E. Langkah – langkah percobaan :
  Menyusun alat-alat yang diperlukan
  Melipat ujung kanan kertas kira-kira 2 cm dari ujung sehingga bagian berdiri tegak. Ujung yang tegak akan digunakan untuk menangkap sinar bias yang keluar dari prisma.
  Mengatur kesesuain rangkaian sumber cahaya dengan catu daya maupun sumber listriknya.
  Menyalakan sumber cahaya, mengatur listrik prisma sehingga sinar yang keluar dari prisma mengenai lipatan kertas.
  Mengamati sinar yang mengenai lipatan kertas. Adakah terlihat warna ditempat jatuhnya sinar?
  Sambil memperhatikan sinar yang mengenai lipatan, prisma perlahan-lahan diputar. Memutar dengan arah sesuai putaran jarum jam dan dengan arah berlawanan dengan putaran jarum jam.

F. hasil pengamatan:
No
Warna
1
Oranye,Merah, kuning,  hijau biru, ungu



G. Analisis Data:
Cahaya putih jika dilewatkan prisma, maka akan menjadi pelangi setelah keluar. Cahaya putih sebenarnya tersusun dari banyak warna, seperti banyaknya warna yang muncul di pelangi. Setiap warna yang menyusun cahaya putih memiliki panjang gelombang yang tidak sama, oleh karena itu sudut biasnya pun berbeda beda. Ketika cahaya putih bergerak dari udara lalu melalui medium yang berbeda (prisma), cahaya penyusunnya mengalami pembiasan yang berbeda-beda bergantung pada panjang gelombangnya. Dari hasil pengamatan data diatas apabila prisma diputar sesuai dengan arah jarum jam akan menghasilkan cahaya berwarna : oranye, merah,  kuninghijau, biru dan ungu
H. Kesimpulan :
Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan penguraian cahaya (dispersi) pada prisma menghasilkan spektrum warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Makin besar sudut bias pada prisma (β), maka makin besar pula sudut deviasinya.
Adapun saran untuk penelitian ini adalah perlunya dilakukan percobaan/eksperimen sebagai pembuktian secara nyata mengenai penelitian ini.

http://2.bp.blogspot.com/-jvikCZYsVHU/UI9QxYLWODI/AAAAAAAAACI/LMStD8FWn3o/s1600/jam+7+%285%29.jpghttps://arifkristanta.files.wordpress.com/2009/06/pelangi2.jpgLAMPIRAN